Pages

Jumat, 13 Juli 2012

TARIKAN BENANG


PEMBAHASAN


  1. Tarikan Benang
Bahan dan alat yang diperlukan: benang kasur, pewarna, kertas HVS/gambar, koran bekas (alas meja), tempat pewarna(wadah air kecil). Prosedur pengerjaan:
(a)   Siapkan adonan pewarna seperti pada proses batik sederhana.
(b)   Ambil benang kasur sepanjang 40 – 45 cm. Celupkan sebagian besar benang tersebut pada larutan pewarna. Kalau larutan pewarna dirasakan terlalu banyak menempel pada benang, sebaiknya diperas dahulu. Pewarna yang terlalu banyak menempel pada benang akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.
(c)   Letakkan benang tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas alas koran. Apakah letak benang mau diatur atau bebas bergantung pembuat. Ujung benang yang tidak terkena warna, harus ada di luar bidang kertas.
(d)   Lipatlah kertas tadi di tengah-tengah sisi panjangnya.
(e)   Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah benang sampai keluar dari lipatan kertas. Arah tarikan bebas.
(f)   Buka lipatan kertas. Gambar apa yang terjadi?
(g) Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar/ kertas, lakukan kegiatan yang sama seperti di atas. Dengan mengubah letak benang, akan diperoleh gambar baru.
Bila dikehendaki gambar berwarna (lebih dari satu warna), yang harus dilakukan adalah: menarik benang beberapa kali sesuai dengan jumlah benang yang dicelupkan pada warna yang berbeda, menarik satu kali tarikan seutas benang yang dicelupkan pada beberapa warna, menarik satu kali tarikan sejumlah benang yang sudah memiliki warna masing-masing. Karya Tiupan Tarikan Benang (media kertas, benang, cairan warna)

  1. Inkblot
Bahan yang diperlukan pada kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan tarikan benang. Malahan benangnya sendiri pada inkblot tidak diperlukan. Prosedur pengerjaannya:
(a)   Teteskan warna yang sudah disiapkan terlebih dahulu di atas kertas yang sudah dialasi koran bekas.
(b)   Lipat kertas tersebut pada tengah-tengah sisi panjangnya.
(c)   Kertas yang sudah dilipat digosok dengan pinggir telapak tangan serata mungkin terutama pada bagian yang ditetesi pewarna.
(d)   Buka lipatan kertasnya!
(e)   Untuk menghasilkan gambar yang berwarna lebih dari satu, ulangi beberapa kali kegiatan seperti di atas, tentu saja warna yang diteteskan kemudian harus berbeda dengan warna sebelumnya.
Dengan meneteskan sekaligus beberapa warna pada permukaan kertas, dan kemudian melipat serta menggosoknya akan dihasilkan pula gambar yang multi warna. Karya Inkblot (media kertas, cairan warna)

  1. Menggambar dengan Tiupan
Bahan yang diperlukan sama seperti inkblot, tambahannya adalah sebuah sedotan minuman. Proses pengerjaannya:
(a)   Teteskan cairan pewarna pada kertas yang sudah diletakkan di atas kertas koran.
(b)   Tiuplah tetesan warna itu dengan menggunakan sedotan. Sambil meniup, sedotan itu digoyang-goyangkan sehingga tetesan warna akan menyebar ke berbagai arah. Usahakan tidak ada ujung tetesan yang masih menggenang. Tiup sampai habis.
(c)   Dengan meneteskan beberapa warna berbeda dapat menghasilkan gambar yang beranekawarna.
Karya Gambar Tiupan (media kertas, cairan warna, sedotan sirup)

  1.  Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter, silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses pengerjaannya:
(a)   Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
(b)   Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
(c)   Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
(d)   Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini.
1) Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi.
2) Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
3) Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain.
4) Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5) Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut:
(a)   Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
(b)   Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer.
(c)   Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
(d)   Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas. Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon. Proses kerjanya sebagai berikut:
(a)   Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.
(b)   Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.
(c)   Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.
(d)   Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi-umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang.
Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya. Karya Cetak Penampang (media kertas, penampang daun, pelepah pisang).

  1. Kreasi Bunga plastik
Kreasi bunga plastik ini muncul ketika para konsumen mulai mengeluhkan biaya yang harus mereka keluarkan untuk membeli bunga asli yang hanya tahan untuk beberapa hari saja. Keindahan yang diberikan bunga asli memang tidak bisa tahan lama, maksimal hanya bisa bertahan sampai 1 minggu saja. Sejak itu, kini banyak muncul para penjual bunga yang menciptakan bunga plastik. Biasanya bahan yang sering digunakan adalah plastik, pita, plastik sedotan, hingga kertas.
Kualitas kreasi bunga plastik yang kini dipasarkan, memiliki bentuk yang sangat mirip dengan bunga aslinya. Sehingga bunga plastik diminati pula oleh para konsumen. Selain itu bentuknya yang mirip dengan aslinya, bunga plastik juga bisa bertahan lebih lama daripada bunga asli. Dan yang lebih menarik lagi, bunga plastik bisa dibersihkan jika mulai kotor. Hanya dengan merendamnya dengan deterjen, maka warnanya akan kembali cerah seperti baru lagi.
Kreasi bunga plastik juga bisa dirangkai, layaknya seperti rangkaian bunga asli. Dengan merangkai bunga plastik yang disertai dengan pot cantik, memberikan nilai jual yang lebih mahal disbanding bunga plastik yang tidak dirangkai. Jadi dengan kreasi bunga plastik kita dapat membuka dua peluang usaha sekaligus, usaha menjual bunga plastik eceran serta menjual rangkain bunga plastik yang cantik. Kreasi bunga plastik dapat dijadikan sebagai salah satu bisnis rumahan yang menjanjikan. Kini peluang sukses dengan bisnis rumahan pun sangat terbuka lebar.
Berikut kami berikan salah satu contoh cara pembuatan bunga plastik yang paling sederhana, cukup menggunakan sedotan plastik bekas yang ada di sekitar Anda.

Alat :
Gunting
Cutter
lem
Bahan :
Sedotan
lidi atau bisa diganti dengan kawat yang agak besar (diameternya sekitar 2 mm)
kertas krep atau dapat diganti dengan kertas pita
bekas botol plastic sebagai tambahan aksesoris
Cara Pembuatan :
 Potong sedotan dengan panjang ± 10 cm
 Setelah itu ujung sedotan dibelah menjadi empat, kita bisa mengesut sedotan yang telah dibelah sehingga berbentuk lebih mekar dan agak lemas.
Kemudian gunting tiap ujung sedotan yang telah dibesut, membentuk lancip menyerupai bentuk kelopak bunga asli
Beberapa sedotan tersebut kemudian digabungkan menjadi satu sehingga berbentuk bunga sedang mekar
Bunga ini kemudian kita ikatkan pada kawat atau lidi yang telah dibalut kertas krep
Sedangkan untuk daunnya bisa dibuat dari potongan kertas pita atau dari potongan bekas gelas plastic
Setelah satu tangkai bunga telah jadi, buat tangkai – tangkai berikutnya dengan cara yang sama. Dan untuk yang terakhir rangkailah tangkai bunga tersebut ke dalam pot bunga yang telah diisi spoon/ busa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar